Selasa, 19 September 2017

Surat Terbuka Untuk Mahasiswa



Dear Maha-Siswa baru Perguruan Tinggi La Tansa Mashiro Rangkasbitung 2017

Dik, selamat datang di kampus hijau ini yang penuh dengan kesejukan alam dan penuh dengan hembusan angin yang mulai datang dari ufuk barat. Kicauan burung camar yang mulai menari di setiap pagi hari di antara sela-sela gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) dan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI). Selamat menjalani hari-hari sebagai siswa yang maha. Cepatlah tumbuh dewasa, cepatlah mengerti arti sebuah transisi. Karena Perguruan Tinggi tentu sangat jauh beda dengan sekolah. Rubahlah gaya berfikirmu, segera rubah cara pandangmu.
Dik, di Perguruan Tinggi La Tansa Mashiro Rangkasbitung kau bisa salurkan minat dan bakatmu di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang telah disediakan oleh kampus. Ada 11 UKM menanti kedatanganmu. Mereka sedang berusaha untuk berlomba-loba demi menjalankan kaderisasi di antara UKM-UKM lainnya.

Minggu ini pada awal bulan September 2017 adalah awal kamu duduk di kampus hijau ini. Lihatlah sekelilingmu, amati setiap gerak-gerik mahasiswa yang ada disekitarmu. Agar kau tau sebetulnya arti dari sebuah kata Maha-Siswa. Jangan sekali-sekali kau selalu terfokus pada whiteboard dan infokus yang telah disediakan kampus untuk mentransformasikan keilmuan-keilmuan fakultatif. Tapi cobalah untuk melihat di setiap sudut kampus yang ramai dengan adanya kehidupan.

Dik, kau harus tau bahwa kampusmu ini kampus terbesar di Kabupaten Lebak ini. Mahasiswa yang selalu datang silih berganti demi masuk sebuah akademisi untuk memenuhi ruang-ruang kelas yang telah disediakan. Seyogyanya kampusmu ini menjadi pusat peradaban kemahasiswaan, namun ada beberapa hal yang memang harus kau tau.

Pertama, masa transisi dari siswa ke mahasiswa memang sedikit sulit. Karena kebiasaan saat kita disekolah selama 12 tahun selalu mengandalkan pencarian ilmu di dalam kampus. Sedangkan dunia mahasiswa hari ini benar-benar beda tidak seperti ekspektasi-ekspektasi yang terbangun hanya karena terlalu banyak nonton film FTV. Sedangkan di dunia mahasiswa kita mengenal Tridharma Perguruan Tinggi yang mana tercantum Pendidikan dan Pembelajaran, Penelitian dan Pengabdian Terhadap Masyarakat. Jadi tolong jangan samakan antara Tut Wuri Handayani dengan Tridharma Perguruan Tinggi.

Kedua, menyinggung kemarin terkait prospek hanya seperti Mie Instan belaka. Ya, Mie Instan. Banyak tapi tidak bergizi. Entah kenapa ajang pembelajaran kepemimpinan bagi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di alih fungsikan oleh lembaga hanya karena sebuah surat edaran dari kementrian dirjen perguruan tinggi (DIKTI) Nomor : 468/B/SE/2017 tentang Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru. Ini sangat disayangkan.

Pertentangan antara lembaga dan mahasiswa ada di bagian VI tentang pelaksanaan bagian C tentang kepanitiaan yang berkata bahwa “Kegiatan ini melibatkan para dosen dengan melibatkan para mahasiswa, tenaga pendidikan, serta disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi Perguruan Tinggi. Panitia berada dibawah koordinasi Pimpinan Perguruan Tinggi bidang kemahasiswaan dan bertanggung jawab kepada Pimpinan Perguruan Tinggi”. Entah salah tafsir, atau memang kurang dalam mengkaji suatu klausul. Semoga saja ini menjadi kesalahanku dalam menilai suatu keputusan. Dan pada hari itu, mahasiswa kehilangan pembelajaran dalam kepemimpinan. Lantas apa gunanya BEM ? sedangkan adanya BEM menjadi nilai penting didalam akreditasi sebuah kampus.

Ketiga, apa kamu tau dik sistem pemerintahan kampus kita memang masih jangat jauh untuk dikatakan sempurna. Seperti halnya kita masih dibeda-bedakan antara Fakultas STAI, STIE dan Akbid. Kita tidak mempunyai Presiden Mahasiswa Perguruan Tinggi. Apalagi hari ini Fakultas STIE belum menjalankan pemilihan ulang ketua BEM Fakultas. Semakin rumit saja! Tapi mari kita do’akan agar para saudara kita yang hari ini sedang asik dalam bangku jabatannya di internal kampus agar cepat sadar akan kelalaiannya dalam memimpin sebuah organisasi. Sehingga wajar saja ketika semua para mahasiswa baru bingung soal pemerintahan di kampus hijau yang indah itu. Kita tidak tau siapa sebetulnya pemimpin kita, demokrasi kita cacat. Demokrasi kita hanya halusinasi.

Apa kalian juga tau dik ? Perguruan Tinggi La Tansa Mashiro Rangkasbitung ini menduduki kampus no 600 di setiap jumlah Perguruan Tinggi yang ada ? Jika aku boleh berandai-andai, mari kita bersama membayakngan si kampus hijau ini setiap tahunnya meluluskan sekitar 100 mahasiswa, STKIP Setia Budhi 100 mahasiswa, STAI Wassillatul Falah 50 mahasiswa ? artinya setiap tahunnya kampus yang ada di daerah kita ini meluluskan sekitar 250 mahasiswa. Pertanyaannya adalah, sudah siapkah kita untuk bertarung di dunia nyata ? kita belum menghitung kampus yang di luar kota kita. Apalagi kampus Se-Indonesia.

Ini juga menjadi tugas kita para mahasiswa khususnya angkatan muda yang di percaya untuk menjadi sang pembaharu agar kampus kita ini terus meningkat di Indonesia. 

Keempat, aku hanya ingin berpesan untuk saudara-saudaraku, adik-adikku yang baru saja duduk di bangku perguruan tinggi agar tidak semerta-merta percaya akan perkataan orang lain. Kita harus bisa memilah dan memilih suatu keabsahan yang memang seharusnya kita jalani. Banyak idiologi, banyak faham dan banyak aliran yang berkeliaran di setiap Perguruan Tinggi.

Kalian adalah pemuda harapan bangsa dik. Disetiap langkahmu, disetiap denyutan nadimu, tersimpan do’a dari kami sang mahasiswa angkatan gagap. Engkau bagaikan mentari yang siap menyinari setiap sudut gelap yang terjadi. Semoga masa keemasanmu dapat teraih di dalam kursi perkuliahan. 

Untuk kamu para sang pembaharu, bangkitlah. Bakar semangatmu hingga gelora membara. Tegakan tugas sebagai agent of change dan agent of control social. Wahai kalian angkatan muda, bergeraklah, raih takdirmu. Karna kau tercipta bukan untuk diam dan kalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar