Dear Maha-Siswa baru Perguruan Tinggi La Tansa Mashiro Rangkasbitung 2017
Dik, selamat datang di kampus hijau ini yang penuh dengan
kesejukan alam dan penuh dengan hembusan angin yang mulai datang dari ufuk
barat. Kicauan burung camar yang mulai menari di setiap pagi hari di antara
sela-sela gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) dan Sekolah Tinggi Agama
Islam (STAI). Selamat menjalani hari-hari sebagai siswa yang maha. Cepatlah
tumbuh dewasa, cepatlah mengerti arti sebuah transisi. Karena Perguruan Tinggi
tentu sangat jauh beda dengan sekolah. Rubahlah gaya berfikirmu, segera rubah
cara pandangmu.
Dik, di Perguruan Tinggi La Tansa Mashiro Rangkasbitung
kau bisa salurkan minat dan bakatmu di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang telah
disediakan oleh kampus. Ada 11 UKM menanti kedatanganmu. Mereka sedang berusaha
untuk berlomba-loba demi menjalankan kaderisasi di antara UKM-UKM lainnya.
Minggu ini pada awal bulan September 2017 adalah awal
kamu duduk di kampus hijau ini. Lihatlah sekelilingmu, amati setiap gerak-gerik
mahasiswa yang ada disekitarmu. Agar kau tau sebetulnya arti dari sebuah kata
Maha-Siswa. Jangan sekali-sekali kau selalu terfokus pada whiteboard dan
infokus yang telah disediakan kampus untuk mentransformasikan keilmuan-keilmuan
fakultatif. Tapi cobalah untuk melihat di setiap sudut kampus yang ramai dengan
adanya kehidupan.
Dik, kau harus tau bahwa kampusmu ini kampus terbesar di
Kabupaten Lebak ini. Mahasiswa yang selalu datang silih berganti demi masuk
sebuah akademisi untuk memenuhi ruang-ruang kelas yang telah disediakan.
Seyogyanya kampusmu ini menjadi pusat peradaban kemahasiswaan, namun ada
beberapa hal yang memang harus kau tau.
Pertama, masa transisi dari siswa ke mahasiswa memang
sedikit sulit. Karena kebiasaan saat kita disekolah selama 12 tahun selalu
mengandalkan pencarian ilmu di dalam kampus. Sedangkan dunia mahasiswa hari ini
benar-benar beda tidak seperti ekspektasi-ekspektasi yang terbangun hanya
karena terlalu banyak nonton film FTV. Sedangkan di dunia mahasiswa kita
mengenal Tridharma Perguruan Tinggi yang mana tercantum Pendidikan dan
Pembelajaran, Penelitian dan Pengabdian Terhadap Masyarakat. Jadi tolong jangan
samakan antara Tut Wuri Handayani dengan Tridharma Perguruan Tinggi.
Kedua, menyinggung kemarin terkait prospek hanya seperti
Mie Instan belaka. Ya, Mie Instan. Banyak tapi tidak bergizi. Entah kenapa
ajang pembelajaran kepemimpinan bagi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di alih
fungsikan oleh lembaga hanya karena sebuah surat edaran dari kementrian dirjen
perguruan tinggi (DIKTI) Nomor : 468/B/SE/2017 tentang Pengenalan Kehidupan
Kampus Bagi Mahasiswa Baru. Ini sangat disayangkan.
Pertentangan antara lembaga dan mahasiswa ada di bagian
VI tentang pelaksanaan bagian C tentang kepanitiaan yang berkata bahwa “Kegiatan
ini melibatkan para dosen dengan melibatkan para mahasiswa, tenaga pendidikan,
serta disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi Perguruan Tinggi. Panitia berada
dibawah koordinasi Pimpinan Perguruan Tinggi bidang kemahasiswaan dan
bertanggung jawab kepada Pimpinan Perguruan Tinggi”. Entah salah tafsir, atau
memang kurang dalam mengkaji suatu klausul. Semoga saja ini menjadi kesalahanku
dalam menilai suatu keputusan. Dan pada hari itu, mahasiswa kehilangan
pembelajaran dalam kepemimpinan. Lantas apa gunanya BEM ? sedangkan adanya BEM
menjadi nilai penting didalam akreditasi sebuah kampus.
Ketiga, apa kamu tau dik sistem pemerintahan kampus kita
memang masih jangat jauh untuk dikatakan sempurna. Seperti halnya kita masih
dibeda-bedakan antara Fakultas STAI, STIE dan Akbid. Kita tidak mempunyai
Presiden Mahasiswa Perguruan Tinggi. Apalagi hari ini Fakultas STIE belum
menjalankan pemilihan ulang ketua BEM Fakultas. Semakin rumit saja! Tapi mari
kita do’akan agar para saudara kita yang hari ini sedang asik dalam bangku
jabatannya di internal kampus agar cepat sadar akan kelalaiannya dalam memimpin
sebuah organisasi. Sehingga wajar saja ketika semua para mahasiswa baru bingung
soal pemerintahan di kampus hijau yang indah itu. Kita tidak tau siapa
sebetulnya pemimpin kita, demokrasi kita cacat. Demokrasi kita hanya
halusinasi.
Apa kalian juga tau dik ? Perguruan Tinggi La Tansa
Mashiro Rangkasbitung ini menduduki kampus no 600 di setiap jumlah Perguruan
Tinggi yang ada ? Jika aku boleh berandai-andai, mari kita bersama membayakngan
si kampus hijau ini setiap tahunnya meluluskan sekitar 100 mahasiswa, STKIP Setia
Budhi 100 mahasiswa, STAI Wassillatul Falah 50 mahasiswa ? artinya setiap
tahunnya kampus yang ada di daerah kita ini meluluskan sekitar 250 mahasiswa. Pertanyaannya
adalah, sudah siapkah kita untuk bertarung di dunia nyata ? kita belum menghitung
kampus yang di luar kota kita. Apalagi kampus Se-Indonesia.
Ini juga menjadi tugas kita para mahasiswa khususnya
angkatan muda yang di percaya untuk menjadi sang pembaharu agar kampus kita ini
terus meningkat di Indonesia.
Keempat, aku hanya ingin berpesan untuk
saudara-saudaraku, adik-adikku yang baru saja duduk di bangku perguruan tinggi
agar tidak semerta-merta percaya akan perkataan orang lain. Kita harus bisa
memilah dan memilih suatu keabsahan yang memang seharusnya kita jalani. Banyak
idiologi, banyak faham dan banyak aliran yang berkeliaran di setiap Perguruan
Tinggi.
Kalian adalah pemuda harapan bangsa dik. Disetiap langkahmu,
disetiap denyutan nadimu, tersimpan do’a dari kami sang mahasiswa angkatan
gagap. Engkau bagaikan mentari yang siap menyinari setiap sudut gelap yang
terjadi. Semoga masa keemasanmu dapat teraih di dalam kursi perkuliahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar